Oleh: Syahril Syam *)
Terry Fox adalah seorang atlet Kanada yang luar biasa, masuk olahraga profesional saat paha kanannya mulai bermasalah. Ketika dokter memeriksa kaki Terry, mereka menemukan adanya kanker yang sedang menggerogoti pahanya. Ketika kembali ke ruang konsultasi, dokter berkata, “Terry, dengan menyesal saya harus memberitahu Anda, kankernya sudah menyebar di seluruh kaki kanan Anda. Kami harus mengamputasinya hari ini juga. Dan karena usia Anda di atas dua puluh satu tahun, Anda harus menandatangani sendiri persetujuan operasinya.”
Terry menguatkan hati, menandatangani surat persetujuan, dan berusaha untuk tabah menjalaninya. Ketika sedang menjalani pemeriksaan di rumah sakit, dia teringat satu nasehat penuh makna dari pelatihnya di SMU dahulu, yaitu, “Terry, kau bisa melakukan apa saja yang kau mau asalkan kau melakukannya dengan sepenuh hati.” Dia memutuskan apa yang menjadi keinginannya, yaitu berlari melintasi Kanada, mengumpulkan uang sebesar $ 100.000 untuk penelitian kanker, supaya tidak ada lagi anak muda lain yang menderita kesakitan, kesedihan, malapetaka, dan kesengsaraan seperti yang dirasakannya.
Dia memilih untuk tidak lagi menggunakan kursi roda, tetapi beralih ke kaki palsu, dan mulai mencoba berjalan. Kekuatan dan semangatnya semakin bertambah. Terry ingin menamai kegiatan yang akan dilakukannya: Maraton Harapan Terry Fox. Dia memberitahukan hal itu kepada orangtuanya, tetapi mereka berkata, “Dengar Nak, rencanamu memang mulia, namun kami baru saja berhasil mengumpulkan cukup uang. Dengan uang itu, kami ingin kau kembali ke bangku kuliah dan berbuat sesuatu yang nyata, dan lupakan gagasan aneh yang tidak masuk akal itu.”
Dalam perjalanan ke sekolah, Terry singgah di Perhimpunan Kanker, dan menceritakan niatnya. Mereka berkata, “Kami rasa, Anda benar. Itu suatu gagasan mulia, namun kami tidak akan melakukannya sekarang. Datanglah lagi menemui kami di sini pada lain waktu.” Terry meyakinkan teman sekamarnya di tempat kuliah untuk bersama-sama berhenti sekolah. Mereka terbang ke pantai timur Kanada. Terry membuang tongkat penyanggahnya di Samudra Atlantik dan hari itu juga mereka mulai berlari melintasi Kanada.
Ketika memasuki wilayah Kanada berbahasa Inggris, dengan segera kisahnya menggemparkan halaman-halaman muka media massa. Terry terus melaju dengan berani dan penuh semangat sepanjang lima puluh kilometer per hari – lebih panjang daripada marathon Boston setiap harinya. Ketika sampai di teluk Guntur, Ontario, dia mengalami masalah serius dengan sistem pernapasannya. Terry akhirnya meninggal tidak lama kemudian. Jutaan orang telah memberikan sumbangan sehingga terkumpul $ 24,1 juta (atau $ 1 per setiap orang Kanada). Itulah yang Terry cita-citakan.
Kisah nyata ini penulis dapatkan dari buku yang ditulis oleh seorang penulis best-seller Mark Victor Hansen. Kisah ini sangat menggugah hati penulis. Apa yang membuat Terry Fox bisa bertahan melewati sekian banyak rintangan dan tak pernah menyerah hingga akhir hayatnya? Jawabannya adalah karena ia memiliki dua hal, yaitu pertama, mengetahui tujuan yang jelas dan keinginan yang kuat untuk menggapainya, dan kedua, ia fokus pada tujuan yang akan diraihnya.
@pakarpemberdayaandiri