Opini  

Kharisma Jokowi Masih Ditakuti Lawan Politiknya

Presiden Prabowo Subianto saat makan malam dengan Presiden ke 7 Joko Widodo di Solo Jawa Tenngah, beberapa waktu lalu [foto istimewa]

Inas N Zubir *)

Jokowi memang memiliki karisma yang kuat, meskipun sudah pensiun dari jabatan politik dan tidak memiliki kekuasaan formal. Namun banyak lawan politiknya masih merasa gentar, karena dukungan dari masyarakat yang mencintainya masih sangat besar. Ini menunjukkan bahwa pengaruh dan popularitasnya masih relevan meskipun ia tidak lagi berpartisipasi aktif lagi dalam politik.

Dukungan ini tidak hanya terbatas pada kalangan loyalis, tetapi juga meluas ke berbagai lapisan masyarakat yang merasakan dampak positif dari kebijakan-kebijakannya saat menjabat. Banyak yang menganggap Jokowi sebagai simbol perubahan dan harapan, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur dan program-program sosial.

Selain itu, kehadiran Jokowi dalam berbagai acara publik dan kegiatan sosial sering kali menarik perhatian media dan masyarakat, menciptakan momen-momen di mana ia masih bisa memengaruhi opini publik. Dengan demikian, meskipun secara resmi ia bukan lagi pemimpin, daya tariknya tetap menjadi faktor penting dalam dinamika politik Indonesia.

Karisma dan legitimasi yang ia miliki masih menjadi momok yang menakutkan bagi para lawan politik-nya, yang terus berusaha untuk membangun narasi untuk meluluhkan dukungan masyarakat yang masih menyintai dia. Misalnya saja para pengamat politik dan politisi, termasuk Rocky Gerung, Refly Harun, Hasto Christianto, dan Amien Rais, tetap mewaspadai Jokowi bahkan berupaya terus menerus untuk mendegradasi kesuksesan-nya dalam membangun Indonesia.

Nampaknya mereka khawatir bahwa Jokowi suatu saat bisa bangkit kembali dalam dunia politik Indonesia dan kembali menjadi pusat perhatian dalam percaturan politik nasional. Kekhawatiran ini mencerminkan betapa besar pengaruh dan popularitas Jokowi di kalangan masyarakat Indonesia, yang masih memiliki potensi untuk memainkan peran penting di masa depan, terutama menjelang Pilpres 2029.

Meskipun Jokowi tidak lagi memegang kekuasaan formal, namun kemampuannya untuk memengaruhi rakyat Indonesia telah terbukti di Pilpres 2024. Dengan sejarah kepemimpinan dan prestasi yang telah ia capai, Jokowi tetap menjadi figur yang terus menerus akan menjadi pusat perhatian, dan kehadirannya bisa menjadi faktor penentu dalam pemilihan umum mendatang.

Seharusnya para politisi dan pengamat politik seperti Rocky Gerung hingga Hasto Christianto, mulai mengalihkan perhatian serta fokus kepada program dan kebijakan Presiden yang baru terpilih, Prabowo. Namun, magnet karisma Jokowi masih sangat kuat, sehingga banyak pihak seolah-olah tersirap oleh daya tariknya. Akibatnya, perhatian mereka sulit beralih ke pemerintahan Prabowo, dan diskusi publik juga masih didominasi oleh figur Jokowi. Hal ini menunjukkan betapa mendalamnya pengaruh Jokowi yang terus membayangi dinamika politik saat ini.

Inas N Zubir
Politisi Senior Partai Hanura

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *