banner 400x130
Opini  

Sekolah dan Cerita Sarung Donggala

Rahmad Arsyad

Catatan Rahmad Arsyad

Ayah saya seorang guru, begitu juga ibu saya. Keduanya sudah lama meninggal dunia sejak saya masih SMA. Tapi cita-cita mereka berdua masih di wariskan di kepala saya sampai saat ini, yakni cita-cita agar setiap anak bisa sekolah sesuai impiannya.

Sejak kecil oleh almarhum ibu dan ayah kami diajarkan harta bisa di cari tapi ilmu pengetahuan adalah bekal yang tidak akan hilang sepanjang waktu. Karena harta yang paling berharga adalah sekolah, lewat sekolah kita bisa menjelajah kemana saja.

Bicara soal sekolah, saya selalu teringat almarhumah ibu saya seorang wanita Kaili yang lahir, tumbuh dan menempuh pendidikan sekolah guru negeri atas (SGA) di Donggala.

Ibu saya, layaknya wanita Kaili pada umumnya punya dua kehidupan yakni hidup untuk keluarga inti mereka dan hidup untuk keluarga besarnya . Karena memang demikianlah tradisi kehidupan Kaili yang begitu rekat dalam pola hubungan kekerabatan. Makumpu, Pinuana, Sampe Suvu,Sarara.

Karena itulah setiap gaji ibu dan ayah yang keduanya pns akan dibagi menjadi tiga amplop yakni biaya hidup sehari-hari, biaya sekolah anak-anak dan biaya bagi keluarga besar mereka.

Khusus untuk anggaran bagi keluarga besar oleh ibu, selalu di fokuskan untuk membantu ponakan, adik-adik, maupun sepupu-sepupunya untuk sekolah. Uniknya, cara menyimpan biaya pendidikan bagi keluarganya, bukan dalam bentuk deposito pendidikan di bank, tapi lewat “sarung Donggala”

Setiap dua bulan sekali, ibu saya akan pergi ke para penenun langganan untuk menebus sarung Donggala yang menjadi pesanannya secara rutin. Setelah itu sarung Donggala akan disimpan di lemari khusus.

Ketika ada keponakan, sepupu atau kerabatnya yang ingin sekolah atau dalam kondisi darurat, maka ibu akan mengeluarkan sarung tenun Donggala dari lemari dan memberikan kepada keluarganya sebagai biaya bagi pendidikan atau kondisi darurat yang mereka butuhkan.

Karena layaknya emas, sarung tenun Donggala adalah alat tukar yang bisa di jual dengan cepat. Karena itulah saya meyakini, banyak dari generasi Donggala masa lalu yang bisa bersekolah dari modal sarung Donggala.

Selamat hari Sabtu, selamat akhir pekan

banner 1080x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *