STRATEGINEWS.id, Medan — Hakim tunggal Pengadilan Negeri (PN) Medan menjatuhkan vonis 7 hari penjara dengan masa percobaan 1 bulan terhadap Angelina Chen karena terbukti bersalah melakukan penghinaan ringan terhadap korban Parluhutan.
“Menjatuhkan hukuman kepada terdakwa Angelina Chen dengan pidana penjara selama tujuh hari dengan masa percobaan satu bulan,” kata Hakim Efrata Happy Tarigan di ruang sidang Kartika PN Medan, Selasa (18/2/2025).
Namun, lanjut Efrata, hukuman pidana penjara tidak perlu dijalani terdakwa kecuali di kemudian hari ada putusan majelis hakim yang menentukan lain disebabkan karena terpidana melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan selama satu bulan terakhir.
Hakim menyatakan terdakwa Angelina Chen terbukti melanggar Pasal 315 KUHP tentang pidana penghinaan ringan.
“Hal memberatkan terdakwa, karena telah meresahkan, sedangkan hal meringankan, terdakwa bersikap sopan selama persidangan dan belum pernah dihukum,” kata Efrata.
Setelah membacakan putusan, Hakim Efrata Happy Tarigan memberikan waktu selama 7 hari kepada terdakwa untuk menyatakan sikap apakah mengajukan banding atau menerima vonis ini.
Sementara, korban Parluhutan mengatakan, meski terdakwa dijatuhi hukuman selama tujuh hari penjara dengan masa percobaan satu bulan, namun terdakwa telah terbukti bersalah.
“Putusan hakim cukup memuaskan. Yang penting dia (terdakwa Angelina) terbukti bersalah atas perbuatannya. Karena pada saat saya membantu itu memang tulus. Bahkan, pakai uang saya yang mendahulukannya dan saya tidak pernah menagih uang itu untuk dikembalikan ke saya. Nah, isi somasinya itu semua terbalik. Jadi fakta yang sebenarnya diputarbalikkan semua. Di situlah saya laporkan dia ke polisi,” kata Parluhutan.
Menurutnya, vonis ini menjadi bukti bahwa hukum tetap berpihak kepada pencari keadilan meski hukuman yang dijatuhkan tergolong ringan.
Dia berharap putusan tersebut bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam bertutur kata dan bertindak.
“Biarpun hukumannya ringan, yang penting terbukti dia bersalah,” tegas Parluhutan.
Dia menjelaskan, kasus ini bermula pada 2023. Saat itu terdakwa Angelina sedang tersandung masalah dan dilaporkan ke Polda Sumut oleh Suk Fen. Kemudian Parluhutan berniat baik untuk memediasi perdamaian antara terdakwa Angelina dan pihak pelapor yakni Suk Fen. Parluhutan lalu mentransfer uang sebesar Rp 250 juta kepada terdakwa Evelin, adik dari terdakwa Angelina.
Belakangan, proses perdamaian antara terdakwa Angelina dan pihak Suk Fen menemui jalan buntu. Hingga akhirnya Parluhutan disomasi terdakwa Angelina.
Terpisah, Dwi Ngai Sinaga SH MH selaku penasihat hukum Suk Fen sebagai saksi di kasus penghinaan terhadap korban Parluhutan mengatakan tidak mencampuri putusan tersebut.
“Intinya, terdakwa Angelina Chen terbukti melakukan penghinaan terhadap korban,” ujar Dwi Ngai, Rabu (19/2/2025).
Namun, lanjut Dwi Ngai, dalam persidangan tadi, terdakwa mengakui bahwa tidak ada perdamaian dalam kasus dugaan penggelapan dan penipuan yang dilaporkan kliennya Suk Fen ke Polda Sumut.
“Hal ini berbeda sekali dengan jaksa penuntut umum (JPU) Kejati Sumut yang menangani perkara kita, dan membuat P-19 dikarenakan JPU menyebutkan sudah ada perdamaian,” jelas Dwi Ngai Sinaga.
Nah, sambung Dwi Ngai, dari fakta persidangan terdakwa menegaskan belum adanya perdamaian dan atas hal itulah kasus penghinaan bermula, korban selaku mediator merasa dihina terdakwa.
“Intinya, hari ini kami pertegas kasus penghinaan ini bermula dari kasus penggelapan yang dilaporkan klien kami yang menjadi saksi di kasus penghinaan ini. Saat ini Angelina Chen dan Evelin telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Sumut,” kata Dwi Ngai.
Pihaknya berharap, terbuktinya perbuatan terdakwa Angelina Chen karena melakukan pencemaran nama baik, pihak Kejati Sumut segera mem-P21-kan kasus dugaan penggelapan yang dilaporkan oleh Suk Fen.
“Artinya, kita berharap JPU Kejati Sumut jangan mempersulit kasus ini. Kan sudah ada mens rea (niat kriminal),” jelasnya.
Dia juga menegaskan, terkait dengan JPU yang meminta audit dalam kasus penggelapan tersebut, tidak beralasan, dan terkesan JPU melama-lamakan. Kasus ini sudah berjalan tiga tahun lamanya.
“Dalam KUHP, kerugian tidak hanya materi saja. Oleh karena itu, kami meminta agar JPU P21 kan kasus ini dan menahan kedua tersangka. Apalagi terdakwa Angelina Chen telah terbukti bersalah melakukan penghinaan,” tegas pria yang juga Ketua DPC Peradi RBA Kota Medan ini, seperti dikutip dari medanbisnisdaily.com, Rabu (19/2/2025) sore.
(KTS/rel)