STRATEGINEWS. Id. Landak Kalbar- Perguruan Budaya Ritual Tambak Baya berulang tahun yang ke-8 pada Rabu 23 Oktober 2024 malam dengan tema yaitu ” Melestarikan Adat dan budaya adalah agar nilai-nilai budaya yang ada dalam suatu tradisi dapat di pertahankan.”
Acara yang berlangsung meriah di Desa Semade Kecamatan Banyuke Hulu Kabupaten Landak Kalimantan Barat ini dengan dihadiri Panglima dan anggota Cabang PBRTB dari macan Negara baik dari Negera bagian Sabah, Selangor, Serawak Federasi Malaysia dan Berunai limbang. Dan tampak hadir dalam undangan calon Bupati Landak, dr. Karolin Margret Natasa bersama rombongan serta Ribuan masyarakat yang hadir menyaksikan langsung acara tersebut.
Pimpinan Umum PBRTB,
Marselinus Mi’an meminta tradisi budaya dipertahankan, karena tradisi adalah warisan budaya yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi dan memiliki makna simbolis atau khusus.
Menurut Mi’an, bahwa tradisi merupakan bagian dari kesadaran, keyakinan, norma dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarkat serta tecerminnya dalam benda-benda yang diciptakan di masa lalu.
Demikian sebaliknya, dengan adat istiadat adalah tata kelakukan yang turun temurun dan kekal dari generasi ke generasi satu ke generasi berikutnya sebagai warisan sehingga integrasinya kuat terkait dengan pola perilaku masyarakat secara etimologi atau kebiasaan atau cara.
Mi’an menjelaskan, bahwa peran budaya jangan di salah artikan, sehingga membuat rasa tidak nyaman dikalangan masyarakat atau publik. Bukankah budaya itu memberi aura romantis, rasa memiliki, rasa dihargai dan dipahami serta dimengerti dari perilaku setiap orang.
Ia mengingatkan kepada generasi muda pada zaman digitalisasi sekarang ini. Perlu digaris bawahi bahwa budaya adalah harta warisan leluhur yang tidak ternilai harganya. Dan juga bagian dari kekayaan negara Indonesia hingga manca negara,” jelas Mi’an didampingi Panglima Pajaji.
Lagi lagi Mi’an mengajak lestarikan budaya kita masing-masing yang diwariskan leluhur sekaligus bentuk syukur kita kepada jubata (Tuhan) yang maha kuasa.
Setiap suku pasti memiliki budayanya masing-masing. Untuk itu, kami dari perguruan budaya ritual tambak baya adalah sebagian kecil dari upaya kami dengan ikut berpartisipasi melestarikan dan mengembangkan budaya warisan leluhur kami.
Mi’an bersyukur dalam perjalanan dan upayanya memelihara dan mengembangkan perguruan budaya ritual tambak baya hingga saat ini dengan usianya yang ke-8 tahun, kami telah berhasil membangun 12 cabang PBRTB sampai ke negara tetangga.
(Man)