Demo di Kejari dan DPRD Gunungsitoli desak usut dugaan korupsi defisit anggaran Rp 84 M dan dana BOK Rp 9 M

Teks foto: Massa Aliansi Masyarakat Anti Korupsi membawa poster saat berunjuk rasa di Kantor Kejari Gunungsitoli.

STRATEGINEWS.id, Medan — Gunungsitoli. Seratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Korupsi berunjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri Gunungsitoli dan DPRD, Kamis (19/9/2024).

Massa yang sudah terkonsentrasi di Lapangan Merdeka kemudian bergerak menuju Kantor Kejaksaan. Mereka konvoi melintasi Jalan Sirao, Jalan Diponegoro, Jalan Pendidikan Jalan Karet dan Jalan Proklamasi, lokasi Kejari Gunungsitoli.

Satu unit mobil pikap berisi peralatan sound sistem bergerak, di atasnya para pimpinan aksi demo Markus K Hulu dan Nathan Mobil diikuti massa lainnya yang mengendarai roda dua.

Sepanjang jalan mereka menyuarakan pengusutan dugaan korupsi defisit anggaran Kota Gunungsitoli sebesar Rp 84 miliar dan dugaan korupsi bantuan operasional kesehatan di Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli (BOK) sebesar Rp 9 miliar.

Sesampai di Kantor Kejari Gunungsitoli massa menggelar orasi meminta Kejari Gunungsitoli Parada Situmorang mengusut kasus dugaan korupsi dana BOK yang diduga melibatkan mantan Kepala Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli berinisial EZ.

Selain itu mereka juga mendesak Kajari Gunungsitoli memeriksa mantan Kepala Bapedalitbang KB dan mantan Sekretaris BPKPD inisial AZ untuk dimintai keterangan diduga terlibat dalam permainan anggaran 2023 hingga membuat defisit keuangan Kota Gunungsitoli 2024 sebesar Rp 84 miliar.

Dalam kasus dugaan korupsi defisit anggaran, massa mempertanyakan Parada Situmorang yang hanya memanggil dan memeriksa Sekretaris Daerah Kota Gunungsitoli OW dan mantan Kepala BPKPD, TH.

“Sementara KB dan AZ belum dilakukan pemeriksaan. Ada apa Kajari Gunungsitoli sehingga belum memeriksa keduanya. Apakah karena KB seorang balon sehingga tidak diproses,” tanya pimpinan aksi, Nathan Zalukhu.

Menurut mereka, kasus dugaan korupsi dana BOK sudah dilimpahkan Kejaksaan Tinggi Sumatra Utara (Kejatisu) kepada Kejari Gunungsitoli untuk menindaklanjutinya namun hingga saat ini kasus tersebut belum mengalami kemajuan.

“Lawan, lawan, lawan korupsi dan pelakunya segera dibawa di muka hukum,” kata pimpinan aksi lainnya, Candra Bugis meneriaki.

Situasi sempat memanas ketika Kasi Intelijen Kejari, Sulaiman Harahap yang hadir di tengah tengah massa mengatakan aspirasi Aliansi Masyarakat Anti Korupsi akan disampaikan nanti ke pimpinan.

“Nanti akan kami sampaikan kepada pimpinan,” ucapnya singkat.

Massa kemudian melontarkan ketidakpuasan atas jawaban yang disampaikan Sulaiman Harahap.

“Kami tidak puas dengan jawaban yang disampaikan kasi Intel. Kita rame-rame masuk ke dalam kantor Kejari, kawan kawan, menemui pak Kajari. Dia pasti ada di dalam. Mari kita jemput bapak Kajari. Jangan dianggap kami ini orang yang berteriak-teriak di pinggir jalan,” teriak Markus Hulu.

Mereka mau bergerak ke dalam kantor Kajari Gunungsitoli namun karena diguyur hujan massa akhirnya bubar dan menuju ke kantor DPRD Kota Gunungsitoli.

Di kantor DPRD Kota Gunungsitoli massa AMAK menyampaikan aspirasi agar DPRD Kota Gunungsitoli segera membentuk Pansus pengusutan kasus dugaan korupsi defisit anggaran dan dana BOK.

Berdasarkan penelusuran, KB adalah mantan Kepala Bappedalitbang Kota Gunungsitoli dan saat ini maju sebagai calon wali Kota di Pilkada 2024, sedang EZ merupakan istri dari KB yang sebelumnya adalah Kepala Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, seperti dikutip dari medanbisnisdaily.com, Kamis (19/9/2024).

(KTS/rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *