STRATEGINEWS.Id, Donggala – Pelaksanaan kegiatan Lokakarya Orientasi Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 8 di Kabupaten Donggala resmi di buka Sekretaris Kabupaten Donggala, Rustam Effendy. Kegiatan itu dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Donggala, Kasmudin, Kepala Balai Guru Penggerak Sulawesi Tengah, Agustina Ernawati dan juga penanggungjawab Program PGP dan Kabid Ketenagaan serta Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Donggala.
Kegiatan tersebut di laksanakan di SMP Negeri 1 Sindue tercatat sebagai sekolah penggerak, di Desa Toaya, Sindue, Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah. Sebanyak 55 peserta yang di nyatakan memenuhi syarat menjadi Guru Penggerak ikut dalam lokakarya pada Angkatan ke-8 ini.
Ini merupakan tindak lanjut peningkatan mutu Pendidikan secara nasional yaitu pemberlakuan kurikulum Merdeka, sehingga untuk memenuhi standar mutu Pendidikan itu di siapkan tenaga pengajar yang profesional dan terampil di bidang satuan Pendidikan mulai tingkat TK, SD, SMP hingga SMA/SMK, kata Rustam Effendy usai membuka acara tersebut.
Rustam menekankan, seorang pemimpin sekolah perlu mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebelum menjabat karena pemimpin sekolah memiliki peran besar dalam menentukan keberhasilan sekolah, Program Pendidikan Guru Penggerak didesain untuk mempersiapkan guru-guru terbaik untuk menjadi pemimpin sekolah yang berfokus pada pembelajaran.
Melalui berbagai aktivitas pembelajaran dalam PPGP ini, calon guru penggerak diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam pengembangan diri dan orang lain, pengembangan pembelajaran, manajemen sekolah serta pengembangan sekolah. Tegas mantan Kadis Pendidikan Donggala tersebut.
Sehingga, para pesertanya ini guru-guru muda di usia produktif papar Rustam, kita ketahui bahwa tenaga fungsional itu usia kerjanya maksimal 60 tahun. Oleh karena itu calon guru penggerak ini di utamakan yang berusia muda di bawah 50 tahun, dimana mereka nanti akan menjadi pemimpin masa depan di sekolah dan memiliki wawasan luas serta skil mumpuni menjadi guru di sekolahnya masing-masing.
“Makanya, saya sesalkan bila ada peserta tiba-tiba mundur dan tidak ikut dalam kegiatan ini. Begitu penting dan sangat berharganya kegiatan lokakarya ini, dimana menyangkut masa depan guru dan kemajuan Pendidikan khususnya di Donggala. Tidak Amanah seorang guru bila tiba-tiba mundur dan tidak ikut dalam kegiatan ini dan saya akan panggil yang bersangkutan untuk tanyakan apa alasannya tidak ikut,” Tegas Rustam berisyarat.
Sebab kata Sekda Donggala memperingatkan, kalau hanya karena alasan tidak memiliki dasar berhalangan tetap untuk tidak ikut dalam lokakarya PGP ini, itu namanya tidak bertanggung jawab sebagai guru yang profesional dalam memajukan dan meningkatkan mutu pendidkan di Donggala dan kita akan evaluasi kinerjanya sebagai guru.
Menurut Kapala Balai Guru Penggerak Sulawesi Tengah, Agustina Ernawati, bertujuan untuk menciptakan guru pembelajar kompeten dan akan menjadi pemimpin masa depan di bidang pembelajaran. Karena mereka ini kedepan akan menjadi Kepala Sekolah dan Pengawas.
Lebih lanjut di jelaskan, selama 6 (enam) bulan mereka akan di berikan materi-materi khusus demi meningkatkan kompetensi manajerial kepemimpinan, semua kegiatan seputar pendidikan secara Nasional baik secara daring, luring maupun secara individu semua di berikan dan dampingi oleh para pendamping yang di tunjuk oleh Balai Guru Penggerak.
“Mereka di dampingi oleh pendamping selama enam bulan di maksimalkan, jadi bukan hanya dari sisi pembelajaran pendidikan saja yang di tingkatkan. Tapi dari sisi kwalitas sumber daya manusianya terutama bidang manajerialnya yang harus di tingkatkan dan sosialisasi sekolahnya juga harus di dampingi.” Terang Ka. Balai Guru Penggerak secara tegas.
Di jelaskan pula terkait baru kali pertama Donggala melaksanakan kegiatan Lokakarya Orientasi Pendidikan Guru Penggerak (PGP), terkendala kuota. Kuota peserta di tetapkan dan di alokasikan oleh Kementerian Pendidkan Nasional RI bagi tiap-tiap Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia, bukan pihak Balai Guru Penggerak (BGP) yang menentukan. Tetapi ada kuota yang harus di bagi dan itu di kondisikan mana daerah yang di utamakan terlebih dahulu.
“Jadi pelaksanaannya secara nasional tidak melihat jumlah pendaftarnya yang banyak tetapi kuota yang di tetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional RI dan Kabupaten Donggala telah di tetapkan sebagai daerah melaksanakan Angkatan ke-8 selama 6 (enam) bulan lamanya,” Jelas Agustina Ernawati.
Olehnya, Agustina menekankan, kegiatan Lokakarya Orientasi Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan ke-8 yang dilaksanakan di Kabupaten Donggala saat ini, harus dan wajib di ikuti para calon guru penggerak. Apalagi dalam persyaratannya batas maksimal umur 50 tahun, ini kesempatan dan peluang yang harus di ikuti oleh para guru di usia produktif jangan di abaikan karena menyangkut masa depan kita bersama dalam memajukan dan mencerdaskan bangsa dan negara Indonesia.
DAD