STRATEGINEWS. Id. Landak Kalbar – Tes bukan jaminan memiliki nilai tinggi untuk bisa lolos seleksi. Seperti contoh Vilgina anak dari pasangan Tuba dengan Vivi Susanti yang tidak lolos mengikuti tes wawancara di persekolahan Makedonia Desa Amboyo Inti Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak Kalimantan Barat.
Saya benar-benar kecewa dengan pihak sekolah lantaran anak saya tidak lolos pada saat wawancara. Padahal, anak saya Vilgina tes Akademiknya mendapat peringkat 15 dari 138 yang diterima 18 siswa,” jelas Tuba orang tua Vilgina dengan media ini sebelum bertemu pihak sekolah.
Merasa tidak puas, akhirnya kedua orang tua Vilgina datang ke sekolah Kristen Makedonia mempertanyakan perihal tersebut. Kedatangan pihak orang tua Vilgina diterima oleh Direktur yayasan Mika, Yeremia dan Irmawan yang membidangi kurikulum serta panitia tes seleksi di Makedonia Senin (8/5/2023).
Irmawan yang membidangi kurikulum di persekolahan Makedonia dalam pertemuan itu menjelaskan, hasil dari rapat kami yang pertama anak ini yang memberatkannya adalah media sosial dan ini data yang kami dapat dan terima sehingga kami harus memutuskan anak ini tidak lolos,” katanya
Menurut Irmawan, rahasia ini sebenarnya tidak perlu kami sampaikan, dan orang tua anak yang menyelidikinya sendiri dari pada nanti kami di anggap menghakimi,” jelasnya.
“Kalau jawaban anak tinggal di asrama, orang tua kedua-duanya setuju. Begitu juga dari sisi kesehatan anak, tidak ada masalah. Sedangkan wawancara keuangan, itu untuk data keuangan.
Dalam pertemuan tersebut, Vivi Susanti orang tua Vilgina tegas mengatakan, Jangan cuman gara gara salah satu tes wawancara media sosial, pihak sekolah lalu mengambil keputusan anak saya tidak lolos. Pada saat di asrama, anak-anak inikan dilarang main henpon,” katanya.
Senada di sampaikan Tuba orang tua dari Vilgina dalam pertemuan tersebut, seandainya dirumah anak saya bermain henpon, tinggal di asrama tidak mungkin dia bermain henpon.
Tuba menyarankan kepada pihak persekolahan Makedonia jangan sampai ini terulang kembali kepada anak-anak yang lain, biarlah cukup anak kami yang mengalaminya,” tutupnya.
(Sartiman)