Poldasu gerebek narkoba dan judi di Medan, bandar GS ikut dibekuk

banner 400x130

STRATEGINEWS.id, Medan – Salah satu lokasi perjudian dan basis narkoba terbesar di Sumatra Utara di Jalan Jermal 15 digerebek Polda Sumut (Poldasu) lantaran beroperasi di bulan suci Ramadhan, Sabtu (18/4/2023).

Tim gabungan Ditreskrimum Poldasu bersama Brimob berhasil menyeser setiap sudut. Sebelumnya petugas kecolongan dan balik kanan tanpa hasil.

Disebut–sebut, salah satu bandar terbesar berinisial GS sekaligus pemilik lokalisasi judi dan narkoba itu turut diringkus, bersama sejumlah barang bukti turut diangkut ke Mako Poldasu.

Menurut informasi warga, bisnis lokalisasi yang dikendalikan GS mampu meraup keuntungan cukup fantastis setiap hari, mencapai miliaran rupiah.

Pasalnya, selain sulit dijangkau, pemilik sengaja memodifikasi ruangan bagi pecandu narkoba jenis sabu sehingga kerap menyulitkan petugas saat penggerebekan.

Alhasil, meski di tengah permukiman warga, petugas berhasil menangkap belasan orang, laki-laki dan perempuan sedang menikmati narkoba.

Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, penggerebekan itu berkat laporan warga yang sangat resah keberadaan bisnis haram itu.

“Warga sekitar sangat resah lokalisasi sabu dan judi Jermal 15 dan untuk ke sekian kalinya kami gerebek. Atensi pimpinan lokalisasi ditutup permanen dan tidak boleh lagi beroperasi. Ini komitmen Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak,” kata Hadi kepada pers, Sabtu (8/4/2023).

Namun, saat disinggung nama GS sebagai pemilik sekaligus pengelola lokalisasi yang telah jadi incaran target operasi Poldasu, Hadi enggan menjawab tegas.

“Siapa pun itu, pengelola dan pemilik menjadi target operasi. Kita tunggu ya, hasil pemeriksaan sampai tuntas,” ujarnya.

Menurut informasi, sesaat usai penggerebekan, warga beramai- ramai mengucap syukur sembari mengapresiasi petugas. Sebab penggerebekan sebelumnya petugas kerap kecolongan mengamankan si bandar.

“Semoga setelah penindakan gabungan Poldasu dan Brimob menjadi yang terakhir. Kami sangat resah dan khawatir anak – anak menjadi korban pengguna,” ujar Rahmad, warga sekitar.

(KTS/rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *