STRATEGINEWS.id, Medan — Bill Gates, pendiri Microsoft, dalam wawancaranya di acara Squawk Box CNBC, Selasa (28/10/2025), mengatakan, fenomena ini bukan semata hasil spekulasi belaka.
Dia mencontohkan “tulip mania” di Belanda pada 1630-an ketika harga bunga tulip melambung selama beberapa tahun sebelum akhirnya anjlok tajam.
“Kita tidak berada di tahap seperti itu,” ujar Gates.
Namun, dermawan miliarder tersebut menilai situasi saat ini lebih menyerupai gelembung dot com pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an ketika banyak perusahaan berbasis internet dinilai terlalu tinggi dan akhirnya memicu kejatuhan besar di pasar.
“Benar, banyak investasi saat ini yang nantinya akan berakhir buntu,” tambahnya.
Gates juga mengakui AI sebagai peristiwa teknologi terbesar sepanjang hidupnya.
Seperti dikutip businessinsider.com, ujarnya, nilai kemajuan teknologi AI luar biasa tinggi.
“Sama seperti internet yang pada akhirnya terbukti sangat berharga. Namun, di tengah euforia ini, ada perusahaan yang akan merasa senang telah berinvestasi besar, dan ada pula yang menyesal karena membangun pusat data dengan biaya listrik yang terlalu mahal,” ujarnya.
Kekhawatiran tentang gelembung AI memang semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan CEO OpenAI, Sam Altman, turut memperingatkan adanya antusiasme berlebihan dari para investor.
Meski begitu, sebagian pihak menilai kekhawatiran tersebut terlalu dibesar-besarkan, dan bahwa minat investor justru mencerminkan besarnya potensi transformasi teknologi AI, seperti dikutip dari idnfinancials.com, Minggu (2/11/2025) siang.
(KTS/rel)
Sumber: idnfinancials.com












