Berita  

Dua Terduga Teroris Ditangkap di Kota Malang, Habib Syakur: Forkompinda Kota Malang Harus Diaudit

Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid

STRATEGINEWS.id, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid mengaku kecewa berat terhadap Wali Kota Malang dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kota Malang, lantaran Kota Malang masih menjadi epicentrum pelaku penyebaran terorisme dan ekstremisme beragama.

Kekecewaan Habib Syakur ini juga didasari adanya penangkapan dua terduga teroris di Kota Malang, yakni pria inisial Y dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI) ditangkap pada 23 Mei 2023 dan inisial T dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ditangkap pada 24 Mei 2023.

“Saya sangat-sangat kecewa dengan Wali Kota Malang dan Forkompinda Kota Malang yang lalai dan terkesan membiarkan Kota Malang menjadi sarang penyebaran teroris dan ekstremisme beragama,” tandas Habib Syakur saat diwawancara awak media di Jakarta, Jumat (26/5/2023).

Habib Syakur menilai Forkompinda Kota Malang terkesan tidak tanggap, bahkan terkesan membiarkan teroris dan paham radikalisme ekstremisme beragama berkembang-biak di Kota Malang.

Buktinya, penangkapan terduga teroris bukan sekali dua kali terjadi di Kota Malang, tapi sudah berulang kali terjadi. Namun tidak ada tindakan apa-apa dari Pemkot Malang maupun Forkompinda Kota Malang.

Karena itu, Habib Syakur meminta agar Presiden Jokowi menugaskan Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) serta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan audit dan mengevaluasi Wali Kota dan Forkompinda Kota Malang.

“Menurut saya Presiden RI wajib, sekali lagi wajib menugaskan Menkopolhukam dan Mendagri, untuk mengaudit kinerja Forkompinda Kota Malang. Dalam hal ini ada jajaran Kepolisian, TNI, Kejaksaan Negeri, dan Pengadilan Negeri di Kota Malang. Mereka harus diaudit dan dievaluasi,” tegas Habib Syakur.

Ulama asal Malang Raya ini menilai Wali Kota Malang dan Forkompinda Kota Malang terkesan abai, bahkan terkesan tidak peduli sama sekali dengan ancaman kepada masyarakatnya.

“Kamtibmas di Kota Malang tidak dipedulikan. Memang ini bukan tugas khusus wali kota tapi tugas pokok bagi Wali Kota Malang, yakni membina, menjaga, dan memantau ketertiban di masyarakat. Ini tidak ada,” tandas Habib Syakur.

Ia juga menyebut Kota Malang saat ini menjadi epicentrum penyebaran paham khilafah. Baik dari jaringan Jamaah Islamiah, MIT, termasuk eks-HTI dan eks-FPI yang masih ada di masyarakat.

“Malang epicentrum, titik pangkal dalam keberhasilan khilafah menyampaikan dakwahnya. Itu harus diingat,” tegas Habib Syakur.

Ketika ditanya, apakah warga Kota Malang banyak yang terpapar radikalisme dan ekstremisme beragama? Habib Syakur justru melihat sebaliknya, warga Kota Malang geram dan tidak rela jika daerahnya menjadi sarang penyebaran khilafah dan ekstremisme beragama.

“Saya belum memastikan (apakah warga Kota Malang) banyak yang terpapar (radikalisme dan ekstremisme beragama), tapi saya meyakini masyarakat Malang tidak terima wilayahnya dijajah oleh kelompok ekstremisme beragama, terorisme, khilafah dengan berbagai organisasinya itu,” tandas Habib Syakur.

Pada bagian akhir, Habib Syakur sangat berterimakasih kepada densus 88 Antiteror Polri yang bekerja dengan hati serta penuh pengabdian dalam menjaga NKRI dan Pancasila dari ancaman paham Khilafah.

“Saya berterimakasih kepada Densus 88 yang tanpa kenal lelah dan tanpa pamrih serta dengan penuh kehati-hatian tinggi, Densus 88 berhasil menangkap dan mengamankan terduga teroris di kota Malang,” tandas Habib Syakur

[mbah memet]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *