STRATEGINEWS.id, Jakarta – Dalam rangkaian perhelatan pameran industri Hannover Messe 2023, Indonesia menggelar Indonesia-Germany Business Summit pada 17 April 2023 waktu Hannover, bertempat di International Convention Center, Hannover Fairgrounds.
Business Summit yang dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Kanselir Jerman Olaf Scholz terselenggara berkat kerja sama antara Pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah Jerman, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Asien-Pazifik -Ausschuss der Deutschen Wirtschaft, Asia-Pacific Committee of German Business (APA). Forum ini dihadiri kurang lebih 500 audiens internasional yang berasal dari pelaku industri, pemangku kebijakan berbagai negara, para asosiasi terkait, serta pengunjung umum.
Presiden RI Joko Widodo dalam sambutannya menyampaikan, di tengah ketidakpastian global, ekonomi Indonesia justru mantap menjadi titik terang. Tahun 2022 lalu, ekonomi Indonesia tumbuh 5,31%, tertinggi sejak 2014. “Hari ini, saya mengajak Jerman menjadi bagian penting dari kemajuan bersama. Kemitraan bisnis antara Jerman dan Indonesia yang telah lama terjalin, bisa menjadi contoh kemitraan Utara-Selatan, kemitraan yang setara, saling menghormati, menguntungkan, dan wajah kemitraan di masa depan,” ujar Presiden.
Setidaknya ada tiga hal yang menjadi prioritas Indonesia. Pertama, hilirisasi industri untuk meningkatkan added values, menjaga sustainability, dan membuka lapangan kerja. Menurut Presiden, Indonesia siap menjadi mitra pengembangan industri semikonduktor dan produksi baterai kendaraan listrik. “Saya mengharapkan dukungan pebisnis Jerman menjadikan Indonesia bagian dari rantai pasok chip global,” jelasnya.
Kedua, transisi energi. Bagi Indonesia, hal ini merupakan komitmen untuk mewujudkan dunia yang lebih baik. Terlebih, potensi energi baru dan terbarukan (EBT) Indonesia sangat besar, mencapai 434 ribu Mega Watt. Dalam hal ini, Indonesia membutuhkan dukungan pembiayaan inovatif, transfer teknologi tinggi, dan reskilling tenaga kerja. Ketiga, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. “Ini merupakan hub baru yang menghubungkan fasilitas yang telah ada di kota-kota sekitar,” jelas Presiden.
Kanselir Jerman Olaf Scholz menyampaikan bahwa Jerman adalah mitra bisnis terbesar Indonesia di Eropa dengan lebih dari 250 perusahaan Jerman memiliki cabang di Indonesia. Ia melihat bahwa pertumbuhan Indonesia impresif dan merupakan tempat yang tepat untuk tumbuh. “Terdapat peluang dalam kemitraan terkait transisi energi. Yang terpenting, bisa dibangun bisnis baru yang mengembangkan cutting-edge technology yang memastikan climate neutrality dan kemakmuran dapat berjalan bersama. Saya mengajak kita semua untuk memanfaatkan peluang yang sudah ada ini,” ujarnya.
APA Chairman and President & CEO of Siemens AG Dr. Roland Busch menyatakan, Indonesia dan Jerman bisa membangun kemitraan yang berlangsung lama. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia menjadi official partner country pada Hannover Messe 2023. Selain itu, kerja sama antara Jerman dan Indonesia saling menguntungkan dengan dukungan teknologi tinggi dari Jerman, dan Indonesia yang menyediakan akses ke pasar yang besar dan berkembang. “Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk tumbuh.
Ketua KADIN Indonesia M. Arsjad Rasjid P.M memaparkan bahwa green technology mendukung pemulihan ekonomi melalui digitalisasi dan renewable energy. Dengan meningkatkan kekuatan transformasi digital, kita dapat menciptakan industri yang lebih berkelanjutan, efisien, dan resilien. Melalui acara ini, kedua pihak mengharapkan,para pelaku bisnis Indonesia dan Jerman dapat bersinergi dan berkolaborasi pada proyek-proyek kerja sama teknologi industri yang berkesinambungan.
Dalam forum tersebut juga hadir Presiden Komisaris Astra International Prijono Sugiarto dan Chairman of the Board of Executive Directors BASF SE Dr. Martin Brudermüller sebagai narasumber diskusi dengan tajuk Flashlight on Indonesia-German Business Cooperation. Diskusi dimoderatori oleh Jan Rönnfeld, Executive Director of EKONID Jerman.
Prijono Sugiarto mengatakan, jika dibandingkan puluhan tahun lalu, Indonesia kini telah berkembang menjadi negara dengan ketahanan bisnis yang lebih stabil. Sedangkan Dr. Martin Brudermüller menyarankan agar Indonesia fokus dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia tanpa harus melakukan apa yang negara-negara Eropa lakukan. Dalam hal ini, Brudermüller menilai Indonesia mampu menjadi negara yang sukses dengan caranya sendiri.
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dicatat. Ketahanan Indonesia lebih stabil dan memberikan berbagai kemudahan investasi, sehingga diharapkan bisa menarik pengusaha Jerman untuk berinvestasi.
[nug/rel]