Rupiah Kembali Tertekan, Terjerembab ke Posisi Rp16.558/USD

binary comment

STRATEGINEWS.id, Jakarta –  Nilai tukar rupiah kembali tertekan pada pembukaan perdagangan Senin pagi ini (24/3/2025), terjerembab ke posisi Rp16.558 per USD. Mengacu pada data Bloomberg, rupiah melemah hingga 56,5 poin atau 0,34 persen dibandingkan sebelumnya di posisi Rp16.501 per USD.

Sementara itu, berdasarkan data dari Yahoo Finance, rupiah tercatat melemah 55 poin atau 0,33 persen menjadi Rp16.549 per USD, dari sebelumnya di posisi Rp16.495 per USD

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, menilai bahwa stabilisasi nilai tukar rupiah merupakan tanggung jawab Bank Indonesia (BI), sebagai lembaga independen di luar eksekutif.

“Pemerintah tidak bisa mencampuri urusan moneter, termasuk penentuan suku bunga acuan yang mempengaruhi nilai tukar rupiah,” kata Anthony melalui keterangan di Jakarta, Selasa (25/3/2025)

Anthony mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah memang sudah terjadi terus menerus. Selama periode kepemimpinan Gubernur Bank Indonesia di bawah Perry Warjiyo, sejak Mei 2018 sampai sekarang, nilai tukar rupiah sudah terdepresiasi dari sekitar Rp14.000 per dolar AS menjadi lebih dari Rp16.500 saat ini.

Hal ini menunjukkan, Bank Indonesia nampaknya tidak berdaya, dan gagal menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terdepresiasi terus menerus.

“ Kalau melihat tren seperti ini, kemungkinan kurs rupiah akan tembus Rp17.000 sangat besar, bahkan bisa lebih buruk dari itu. Jadi kita tunggu kebijakan apa yang akan diambil oleh Bank Indonesia untuk memperkuat kurs rupiah,” jelas Anthony

Ia juga mempertanyakan klaim bahwa fundamental ekonomi Indonesia dalam kondisi baik.

“Kalau memang fundamentalnya kuat, seharusnya rupiah tidak melemah. Tapi faktanya, nilai tukar terus tertekan. Apakah ini karena ada kebijakan yang salah? Hanya BI yang bisa menjelaskannya,” kata Anthony.

Dengan tren pelemahan yang terus berlanjut, keputusan dan strategi yang diambil oleh Bank Indonesia dalam waktu dekat akan menjadi faktor krusial dalam menentukan arah pergerakan rupiah.

“Kita tunggu kebijakan apa yang akan diambil BI untuk memperkuat rupiah,” pungkasnya.

[jgd]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *