Daerah  

Hari ini giliran puluhan Nakes demo gedung DPRK /Kantor Walikota Subulussalam

STRATEGINEWS.id, Subulussalam – Puluhan tenaga kesehatan bakti atau kontrak dari 5 puskesmas yang ada di lingkup pemerintah Kota Subulussalam demo gedung DPRK dan Kantor Walikota Subulussalam, mempertanyakan nasib mereka yang belasan tahun mengabdi menjadi tenaga sukarela.

“Seharusnya kami dimasukkan dalam data BKN karena kami mengabdi belasan tahun, apakah kami harus berbakti abadi selama nya, dimana perasaan dan perhatian pemerintah”, teriak pengunjuk rasa.

Para pendemo meminta dimasukkan ke dalam data base BKN dan meminta kepastian agar diangkat menjadi PPPK penuh waktu maupun paruh waktu.

Di gedung DPRK rombongan nakes tersebut disambut Ardianto ujung anggota DPRK dari partai Aceh yang menyampaikan kunci dari permasalahan PPPK hari ini ada di tangan eksekutif.

Hasbullah ketua komisi B DPRK Subulussalam dari partai Golkar menyampaikan akan mengawal permasalahan ini hingga permintaan para nakes terwujud.

Dari gedung DPRK, para anggota dewan tersebut mengikuti rombongan pendemo menuju kantor Walikota Subulussalam.

Di kantor Walikota rombongan pengunjuk rasa ditemui asisten III IIbnu Hajar yg mengatakan keinginan para nakes bakti akan di coba diupayakan.

Asisten I Khainuddin M.A.P menyampaikan tenaga kontrak yg tidak ada memiliki slip gaji tidak bisa masuk data base BKN. Begitupun pihak pemerintah kota Subulussalam akan berkoordinasi dengan KemenPAN, Kementerian Kesehatan dan BKN terkait mencari solusi permasalahan ini yg tidak bertentangan dengan regulasi.

Para pendemo menyampaikan, seharusnya pemerintah sebagai pemegang kebijakan mampu mencari solusi untuk membantu warganya yg sudah mengabdi belasan tahun melayani masyarakat di bidang kesehatan,bukan terpaku pada regulasi.

Akhirnya beberapa perwakilan pendemo diajak duduk mustar bersama pemerintah di ruang aula sekdako.

Terlihat hadir di kantor Walikota Subulussalam menyambut rombongan nakes, KasatpolPP,Kaban Kesbangpol, Kadis Kesehatan dan Asisten I.

Para nakes membawa spanduk apa yg menjadi pemikiran mereka diantaranya bertuliskan copot kadis kesehatan, di masa covid mereka dibutuhkan sekarang dibuang, belasan tahun mengabdi sukarela, biduan saja dibayar mahal mengapa nakes bakti tidak, dll.

[dedi]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *