Daerah  

Di Kota Tertoleran TBM Mandiri Diharapkan Bertumbuh

Strateginews.id, Singkawang Kalbar – Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Singkawang, menyelenggarakan workshop pengenalan, pengelolaan, dan pembentukan TBM. Berlangsung di ruang Perpustakaan Daerah Kota Singkawang, hari Minggu (01/12/2024).

Hadir pada workshop, Andi Ramadhan .S.Pd Kasi Kelembagaan PAUD dan PNF (Pendidikan Non Formal). Narasumber Annisa Maharani Nasran, S.H., M.H. memberikan materi Pengembangan Kreatifitas Komunitas Literasi dan Prasented (penyajian) materi Siti Badriah, S.Pd.,M.Pd dengan judul Mengelola Taman Bacaan Agar Menarik. Teoritis tehnis, pengelolaan taman bacaan.

Ketua Forum TBM Singkawang, Ega Tiyas Kusumastuti yang juga Ketua Kampung Dongeng Kalimantan Barat, menjelaskan workshop yang dilaksanakan untuk mensuport komunitas TBM. Khususnya TBM di Kota Singkawang untuk kembali bertumbuh. Hingga saat ini sebut Ega sapaan akrabnya, TBM yang ada di Kota Singkawang hanya ada empat komunitas TBM yang telah terdaftar.

Maka dari itu, kata Ega, mengapa kami mengadakan kegiatan ini, besar berharap masyarakat Kota Singkawang, pemuda pemuda, para guru, maupun para orang tua (orang tua murid), nantinya dapat membuka atau membuat taman bacaan masyarakat secara mandiri.

Ega mengungkapkan, dari empat TBM di Kota Singkawang yang telah terdaftar, baru dua diantaranya yang telah memiliki perizinan. Dirinya berharap, TBM yang lain untuk dapat memiliki izin dan mengurus perizinan. Mengurus izin tersebut, lanjut Ega, sangat mudah. Asalkan ada niat dan mengajak masyarakat terutama anak anak mulai dari usia dini untuk membaca di taman bacaan.

“Terdapat 25 peserta, yang telah hadir di sini (mengikuti workshop). Dan nanti setelah kembali dari workshop ini, peserta telah memiliki pandangan mengenai TBM ,” ucap nya.

Lanjut Ega kota Singkawang sebagai kota tertoleran di Indonesia, sehingga dibutuhkan adanya perkembangan taman taman bacaan di tengah kehidupan warga masyarakat.

Dalam rangka mensosialisasikan TBM ke masyarakat, Kasi kelembagaan PAUD dan PNF Andi Ramadhani mengharapkan pengelola TBM memiliki izin operasional. Izin tersebut, ucapnya sangat bermanfaat. Dan TBM dalam kepengurusan perizinan operasionalnya, harus berada atau bernaung pada yayasan.

“Dengan adanya yayasan, harapan kita tidak hanya menjadikan TBM. Tetapi bisa juga mendirikan PAUD, pusat konseling dan bimbingan belajar (PKBM). Dengan satu yayasan, pengelola bisa mendirikan beberapa TBM di kecamatan atau di kelurahan yang berbeda , ” ujarnya menerangkan.

Harapan kami, kata Andi Ramadhani, yayasan bisa menjadi donatur pengelola TBM. Sehingga yayasan berperan mendanai atau mensuport perkembangan dan kemajuan TBM. Seperti misalnya, saat ini PLN Peduli telah mensuport Forum TBM Singkawang, mengadakan workshop Pengelolaan TBM.

Manfaat lainnya, TBM yang berada pada yayasan, ungkapnya, dapat mengajukan permohonan bantuan berupa hibah kepada Pemerintah Kota Singkawang.

Forum TBM Kalimantan Barat. Annisa Maharani Nasran, berbagi cerita dan pengalaman.

Sebelum masuk pada pembahasan materi, Annisa menceritakan, sejak kecil telah mengakses tahapan proses Taman Bacaan Masyarakat. Dia cerita, kedua orang tuanya sejak tahun 2003 mendirikan PAUD. Kemudian tahun 2007-2008 mendirikan yayasan PKBM.

Dirinya menyebut, mencapai dua tahun sudah, sebagai pengurus Forum TBM Kalimantan Barat. Berbeda dengan Forum TBM Kalbar sebelumnya yang telah berdiri sejak 15 tahun lalu.
.Untuk saat sekarang ini, Forum TBM, telah masuk ke bonus demografi literasi.

Pembangunan Kota Singkawang sebagai Kota Wisata, menurut Annisa, memang merupakan kota yang strategis. Sehingga selayaknya ditunjang fasilitas literasi dan pendidikan non formal di tengah warga masyarakatnya.

Di Forum TBM Kalbar, banyak program yang bisa ditawarkan pada Forum TBM Kab/Kota. Salah satunya kegiatan workshop di Singkawang ini. Juga adanya program bantuan kemitraan seribu buku dari perpustakaan nasional pemerintah pusat. Lalu juga bantuan 50 juta dari balai bahasa. Tahun ini sebut Annisa, bantuan dari balai bahasa, Forum TBM Kalbar, mengakomodir 9 penerima TBM Kabupaten di Kalbar. Diantara 8 anggota TBM dan 1 komunitas yayasan. Namun sayang sekali, ungkap Annisa, dari 8 TBM penerima bantuan tersebut, tidak ada satupun dari Kota Singkawang. Pontianak 3, Kubu Raya 1, Ketapang 3 lalu Sintang 1 TBM.

Tantangan besar keberadaan TBM, saat ini, menurut Annisa, adalah persoalan legalitas, dalam mendapatkan izin operasional TBM.

TBM dapat bertumbuh secara baik, terletak pada niat dan kesungguhan yang serius. Untuk bagaimana bisa menghadirkan TBM tidak bisa hanya dengan menunggu. Tetapi berproses tumbuh dengan menghadapi hambatan dan rintangan.

Keadaan ini juga diungkapkan narasumber lainnya, Siti Badriah.

Ia memaparkan pengelolaan TBM yang baik. Di antaranya dengan merangkul berbagai komunitas. Lalu secara komunikatif mendiskusikannya, promosi dan mengevaluasi capaian TBM.

Siti Badriah, mengungkapkan, motivasi utama mendirikan TBM di tengah kehidupan warga masyarakat, harus tergerak dari hati. Menyayangi dan menyenangi taman bacan masyarakat.

Siti Badriah, memaparkan mengelola TBM itu sendiri, mulai dari merintis kemudian berproses. Sehingga bagaimana warga masyarakat sekitar menjadi turut menyayangi dan rasa memiliki keberadaan TBM yang ada disekitar mereka.

Penghujung materinya, Siti Badriah, memberikan simulasi. Bagaimana langkah langkah awal diskusi, membentuk dan kemudian mengelola TBM. Setelah memberikan pencerahan secara tehnis pengelolaan TBM kepada peserta.

(Ibnu Azan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *