STRATEGINEWS.id, Medan –– Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sumatra Utara (Sumut), Yuliani Siregar mengatakan, rehabilitasi lahan mangrove penting untuk dilakukan. Yuliani mengatakan, 15 ribu hektare (ha) lahan mangrove di Sumut dalam kategori rusak berat.
“Dan yang rusak berat itu lebih kurang 15 ribu ha,” kata Yuliani Siregar di salah satu hotel di Medan, Sumatra Utara, Minggu (1/12/2024).
Yuliani mengatakan, kawasan mangrove di Sumut mencapai 100 ribu ha. Namun existing lahan hanya 59 ribu ha.
“Jadi saya sampaikan di sini bahwa kawasan mangrove di Sumatra Utara itu lebih kurang ada 100 ribu ha tapi existing-nya di lapangan lebih kurang 59 (ribu) ha,” ujarnya.
Dia mengatakan, rehabilitasi dilakukan pada lahan mangrove yang rusak tersebut. Dia menuturkan, salah satu program rehabilitasi itu yakni Mangroves for Coastal Resilience (M4CR) yang dilakukan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).
“Jadi kondisi yang rusak inilah yang akan dilakukan rehabilitasi. Jadi pemerintah selama ini sejak 2020 menunjuk BRGM untuk melakukan rehabilitasi mangrove di Sumut,” ujarnya.
Selain itu, dia mengatakan, kesadaran pentingnya keberadaan mangrove harus diketahui sejak dini. Dia berharap kurikulum mangrove dapat menjadi kurikulum pendidikan di tingkat nasional.
“Sejak usia sekolah harus paham penting artinya pohon ya? Bukan hanya mangrove, pohon-pohon yang lain juga seperti itu karena dulu pernah ada program kecil menanam, dewasa memanen, supaya digiatkan kembali program-program. Ya mudah-mudahan ini bisa di tingkat nasional,” tambahnya.
Yuliani mengatakan, launching kurikulum mangrove tingkat SMA di Sumut telah dilakukan, dan persiapan proses realisasi modul muatan lokal di kurikulum mangrove itu masih berlangsung.
“Supaya semua masyarakat itu sejak dini sudah dididik untuk melakukan penanaman, tanam dan memelihara pohon, mengerti apa artinya pohon itu,” ujarnya.
Sebagai informasi, Mangroves for Coastal Resilience (M4CR) adalah program konservasi yang diinisiasi Pemerintah Indonesia dengan dukungan World Bank. Program ini bertujuan untuk merehabilitasi ribuan hektare mangrove yang terdegradasi di empat fokus lokasi, yakni Riau, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Rehabilitasi dilakukan untuk memperkuat ketahanan pesisir, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain fokus pada pemulihan ekosistem mangrove, M4CR mendorong pemberdayaan ekonomi lokal melalui berbagai program berkelanjutan yang melibatkan masyarakat, seperti ekowisata, produksi kuliner lokal, serta pelatihan pengelolaan sumber daya alam.
Program ini juga merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam aksi iklim global. Tujuannya untuk mengurangi kerentanan masyarakat pesisir terhadap bencana alam melalui pendekatan konservasi yang terpadu, seperti dikutip dari detikSumut, Senin (2/12/2024).
(KTS/rel