STRATEGINEWS.id, Makassar – Sebagai bagian dari refleksi Hari Sumpah Pemuda ke-96 Tahun, MA’REFAT INSTITUTE Sulawesi Selatan dalam agenda REFORMING ke-16, mengangkat tema perbincangan, “Mempertanyakan Idealisme, Daya Kritis dan Intelektualisme Pemuda di Masa Kini.” Agenda rutin bulanan ini dilaksanakan pada 27 Oktober 2024 di Kantor LINGKAR-Ma’REFAT Kota Makassar.
Pemantik yang dihadirkan pada REFORMING kali ini, Ketua Pemuda ICMI Makassar Syamsu Alam, S.Si., M.Si dan Direktur Eksekutif MA’REFAT INSTITUTE Ir. Mohammad Muttaqin Azikin, ST., IPM.
Dalam paparannya, Syamsu Alam memberikan pandangannya berkenaan tema yang ada, bahwa saat ini Indonesia didominasi oleh generasi milenial dan gen Z, sehingga penting untuk membuat wadah yang efektif dalam merawat idealisme, intelektualisme serta daya kritis bagi anak-anak muda. Menciptakan ruang-ruang diskursus wacana dan intelektual bagi pemuda. Berupaya membuat rumusan dan usulan berupa rekomendasi kebijakan dalam aspek pembangunan kepemudaan dalam berkebangsaan untuk melahirkan pemimpin-pemimpin yang patut diteladani di masa depan.
“Adanya konektivitas nalar dan rasa berbangsa kian renggang, lebih percaya mesin daripada manusia. Maka dari itu penting untuk dilakukan dan menjalankan fungsi transformatif yang berkenaan dengan literasi dasar, kemampuan dan karakter. Serta implementasi 9 (Sembilan) identitas yakni idealis, kritis dan sangat berani, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, optimis, istiqomah, mandiri, cerdas, dinamis dan kreatif, dan positif. Mengutip QS. Al-Kahfi ayat 13, di mana pada ayat ini memberikan isyarat akan karakter pemuda bahwa pemuda bukan mereka yang imannya cepat goyah karena iming-iming duniawi,” tegas Syamsu Alam.
Pada sesi selanjutnya, Muttaqin Azikin mengungkapkan bahwa banyak peran strategis pemuda dalam perjalanan Bangsa Indonesia melalui warisan pemikiran penting dari generasi muda terdahulu yang kini diabaikan. Sebagai contoh, dalam Undang-Undang Dasar terdapat pasal 28 yang merupakan gagasan dari Bung Hatta, tetapi ironisnya, gagasan ini tidak diprioritaskan atau digali lebih dalam oleh pemerintah. Kondisi ini bertentangan dengan harapan yang sering digaungkan bahwa pemuda adalah masa depan bangsa.
Generasi muda diharapkan dapat memulai tahapan perubahan mulai dari gerakan pemikiran, gerakan sosial, hingga gerakan dengan power atau kekuatan, untuk memperbaiki negara ini tegas Muttaqin.
Kegiatan diskusi ini, seperti biasanya dihadiri oleh berbagai kalangan baik dari kalangan mahasiswa, dosen, pelaku usaha, dan aktivitis lingkungan serta dari kalangan ASN. (why)