STRATEGINEWS.id, Jakarta – Memasuki tahun politik jelang Pemilu 2024, suhu politik tanah air kian menghangat. Ada sejumlah tantangan terbesar dalam eskalasi politik Indonesia saat ini, antara lain, politik identitas, misinformasi, dan hate speech (ujaran kebencian).
Sebagai anak bangsa, tentu kita punya tanggung jawab untuk menjaga situasi politik di tanah air agar tetap kondusif menjelang pemilihan umum 2024 mendatang.
Ketua Umum Pro GP, Dr. Suriyanto PD, SH, MH, M.Kn mengatakan, tantangan terbesar dalam eskalasi politik, harus disikapi dengan arif, agar tidak menimbulkan gejolak politik tanah air, yang berpotensi mengganggu jalannya pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
“ Hiruk pikuk panas nya menghadapi pesta demokrasi di tahun 2024 ini sangat berbeda dengan lima tahun sebelumnya, tahun politik saat ini lebih cepat memanasnya di bandung sebelumnya,” kata Suriyanto kepada strategi network, Kamis, 8 Juni 2024.
Dalam menjaga kondusifitas di tahun politik ini, kata Suriyanto, semua pihak hendaknya bisa memberikan komentar-komentar yang sejuk, konstruktif, dan memberi edukasi politik yang baik dan benar bagi masyarakat, tidak melontarkan pendapat-pendapat dalam penentuan presiden dan wakil presiden, sehingga menjadi perdebatan politik, yang bisa membuat masyarakat misinformasi.
Indonesia negara demokrasi yang berdaulat dan memiliki jumlah penduduk cukup besar serta wilayah yang meliputi kepulauan. Indonesia sebagai negara hukum yang berpegang teguh kepada konstitusi tentunya segala aturan selalu dijalankan baik di tatanan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
“ Masih dini waktunya tetapi telah banyak hal yang terjadi terutama komentar-komentar dari tokoh muda maupun tua, perdebatan politik di tatanan penentuan presiden dan wakil presiden yang sangat menjadi perhatian publik. Untuk menjaga kondusifitas dalam menjalankan pemilu damai hendaknya para tokoh orde Baru dapat tampil menjadi penyejuk baik dalam komentar di media layar kaca maupun di medsos dan online,” kata Suriyanto.
Suriyanto mengatakan, akan lebih baik para tokoh Orde Baru tidak perlu cawe cawe di tahun politik 2024 ini, lebih baik menjadi pemerhati yang budiman sebagai negarawan bukan malah menimbulkan kegaduhan.
“ Generasi muda dan tokoh tokoh muda telah saat nya ke depan untuk tampil bijak sebagai calon pemimpin bangsa baru untuk ke depan nya. Beri kesempatan pada mereka yang muda – muda,” tuturnya.
“ Tantangan Indonesia adalah memperkuat konsolidasi demokrasi, sehingga demokrasi Indonesia bisa semakin matang menuju Pemilu 2024 di tengah kecenderungan regresi demokrasi saat ini,” ungkapnya.
Penulis: Jagad N
[red]