STRATEGINEWS.Id, Jakarta – Dalam rangka merawat ingatan publik tentang pentingnya Pancasila, maka momentum Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni sangat relevan untuk terus dikumandangkan.
Momentum Hari Lahir Pancasila, perlu dimanfaatkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan, menjaga kebersamaan, menghargai perbedaan dan meneguhan kembali komitmen kebangsaan.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Aliansi Masyarakat Untuk Nawacita [Almaun] Rafik Perkasa Alamsyah, dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, Kamis, 1 Juni 2023.
“ Pancasila sebagai sebuah ideologi negara, secara aklamasi sudah diterima semua golongan semua kelompok kepentingan. Hal ini disebabkan karena Pancasila mempunyai kemampuan mempersatukan masyarakat plural yang memiliki potensi konflik dan perpecahan,” kata Rafik Alamsyah.
Rafik mengatakan, semangat hidup ber-Pancasila harus dibumikan kembali, terutama kepada generasi muda yang kelak akan menerima tongkat estafet kepemimpinan bangsa. Jika tidak, maka derasnya arus informasi yang bertebaran bisa menjadi ancaman.
Minimnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila, kata dia, dapat menyebabkan generasi muda bersikap individualistis dan tidak mempunyai pegangan di tengah arus informasi global.
“ Dalam masyarakat plural, sikap hidup yang harus dikembangkan ialah semangat hidup berdampingan secara damai dan produktif lewat pergaulan lintas-kultural yang membawa proses penyerbukan silang budaya,” tuturnya.
Rafik menyebut, keberadaan Pancasila sebagai ideologi negara mulai tergerus, terutama di kalangan milenial . Karena itu, membumikan kembali nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila mendesak dilakukan.
Dia mengingatkan bahwa Pancasila adalah pandangan hidup dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan satu-kesatuan tak terpisahkan dalam menjalani kehidupan berbangsa.
“Generasi milenial dengan segenap keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di eranya, boleh jadi memiliki life skill dalam menghasilkan karya-karya kreatif dan inovatif baru. Namun pada saat yang sama, mereka mengalami krisis makna menyangkut pandangan hidup berbangsa dan bernegara,” ujarnya
Karena itu, dia menekankan pentingnya kembali nilai-nilai Pancasila di kalangan milenial, dengan cara yang bisa mereka pahami.
“Saya pikir harus ada strategi khusus untuk menanamkan ruh dan nilai-nilai Pancasila kepada generasi milenial. Mereka ini pola pikirnya sudah berbeda zaman dengan kita yang lahir di era 70-an,” pungkas Rafik.
[nug/red]