Berita  

“Merdeka Belajar” Berubah Dan Berbagi

Yustatik, Widyaprada Ahli Madya Balai Guru Penggerak (BGP) Propinsi Sulawesi Tengah.

STRATEGINEWS.Id,  Donggala – Sejak ditetapkan sebagai salah satu Kabupaten Penyelenggara Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan 2 di Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Donggala bergegas selaraskan implementasi kebijakan PSP yang canangkan Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Penyelenggaraan PSP meliputi PAUD/TK, SD, dan SMP mulai di laksanakan di Donggala. Berbagai tahap penyelenggaraan PSP, serta pedoman pembelajaran dalam PSP sebagai program yang akseleratif dalam peningkatan mutu pendidikan, titik sentralnya pada pembelajaran dan kompetensi siswa secara holistik. Demikian di sampaikan Yustatik saat lakukan monitoring dan evaluasi kegiatan di SMP Negeri 1 Sindue.

Para peserta lokakarya kurikulum Merdeka yang berjumlah 54 orang dan hadir dalam kegiatan ini lanjutnya, semuanya datang tepat waktu dan mereka di bagi dalam 5 kelas. Masing-masing untuk PAUD/TK ada satu kelas dengan 7 peserta, SD ada tiga kelas dan SMP satu kelas jumlah pesertanya 5 orang, semuanya hadir dalam kegiatan ini. Jelas pejabat dari BGP Sulteng tersebut.

Mereka dalam program kegiatan ini lanjutnya menjelaskan, setiap kelasnya di dampingi fasilitator baik yang dari perguruan tinggi maupun pengawas dan asesor-asesor yang tersertifikasi. Para peserta yang terdiri dari kepala sekolah itu, di berikan materi seputar Pendidikan Guru Penggerak.

Mereka saling berdiskusi program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru. Papar Yustatik.

Dengan adanya kegiatan dan program seperti ini terangnya, tentu di harapkan guru dan murid akan menjadi kreatif sebagaimana di katakan Ki Hajar Dewantoro, “Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” yang artinya “Di depan, seorang Pendidik harus memberi teladan yang baik, di tengah atau di antara murid – guru harus menciptakan prakarsa dan ide, Dari belakang Seorang Guru harus Memberikan dorongan dan arahan.”

Lanjutnya, Sekolah Penggerak merupakan upaya yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk bisa mengatasi permasalahan dan tantangan dalam peningkatan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Selain itu, tujuan sekolah penggerak juga agar dapat membantu proses akselerasi dan menciptakan ekosistem pendidikan.

“Manfaat dari menjadi sekolah penggerak banyak didapatkan. Seperti peningkatan kompetensi, menjadi katalis perubahan, dan juga mendapatkan pendampingan intensif. Siswa akan belajar berbagai macam disiplin keilmuan seperti sosial, eksak dan juga keagamaan yang akan membuat anak berkembang secara keilmuan, sosial, dan keagamaannya.” Papar Yustatik.

Kemendikbud melalui Balai Guru Penggerak Propinsi Sulawesi Tengah, juga akan mempersiapkan para pelatih ahli yang sangat kompeten dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi. Di tegaskannya, semoga dengan adanya Program Sekolah Penggerak, sistem pendidikan di Indonesia utamanya di Donggala akan semakin baik.

Pada saat ini ungkapnya, kurikulum pendidikan perkembangannya masih linear dan berdasarkan konten lama. Selain itu fokus kurikulum hanya pada kegiatan akademik. Harapannya, kurikulum Merdeka dapat berkembang secara fleksibel dan berdasarkan kompetensi. Pendidikan bisa berfokus pula pada soft skill dan pengembangan karakter berubah dan berbagi.

“Dalam kegiatan belajar mengajar, saat ini siswa berperan sebagai penerima pengetahuan dan juga fokus terhadap kegiatan tatap muka. Padahal, di masa depan bisa saja pembelajaran berorientasi pada siswa dan juga berbasis teknologi,” Terangnya.

Di ungkapkan pula, mayoritas jenis penilaian saat ini bersifat sumatif dan juga menghukum. Harapan kedepannya sistem penilaian bisa bersifat formatif atau mendukung. Belum lagi keadaan pendidikan saat ini cenderung sekolah sebagai sebuah tugas dan keharusan dan tidak menyenangkan. Selain itu, masih terdapat pendidikan yang tidak melibatkan orang tua.

Saat ini peran guru di sekolah merupakan pelaksana kurikulum dan sumber pengetahuan satu-satunya. Lalu, pelatihan guru sejauh ini hanya tentang teori. Sehingga, fokus dari program sekolah penggerak, untuk bisa mengembangkan hasil belajar siswa. Mulai dari literasi, numerasi, dan juga karakter sistem melalui sumber daya manusia yang unggul. Ujarnya.

Sebagai bagian dari kebijakan “Merdeka Belajar” lanjutnya lagi, mengajak banyak sekolah untuk bisa bergerak lebih maju dengan menjadi Sekolah Penggerak. Penguatan SDM di sekolah kepada kepala sekolah, pengawas sekolah, pemilik, dan juga guru yang mengajar melalui program pelatihan dan pendampingan dengan pelatih ahli.

Perencanaan ini berbasis data berdasarkan refleksi diri satuan pendidikan. Refleksi ini berdasarkan laporan kondisi mutu pendidikan agar dapat dirancang dan juga diberikan pendampingan oleh para ahli, dan intervensi terakhir adalah digitalisasi.

“Dengan penggunaan berbagai platform digital agar dapat mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi, menambah inspirasi, dan juga pendekatan yang customized. Penggunaan platform digital untuk Sekolah Penggerak seperti alat bantu guru untuk meningkatkan kompetensi, alat bantu pembelajaran paradigma baru, dan juga dashboard rapor pendidikan,” Pungkas Yustatik.

DAD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *