Webinar P3S Bahas Duet Ideal Prabowo-Airlangga di Pilpres 2024

banner 400x130

STRATEGINEWS.id, Jakarta – Dinamika politik tanah air jelang Pilpres 2024 kian menghangat.

PDI Perjuangan didukung Partai Persatuan Pembangunan, sepakat mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Sementara, Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.

Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dimotori Partai Gerindra dan PKB sepakat akan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2024. Sinyal dukungan kepada Prabowo juga disampaikan Golkar dengan  menawarkan Ketum Airlangga Hartarto sebagai cawapresnya di poros koalisi besar yang tengah dibangun.

Sinyal dukungan tersebut disampaikan Nusron Wahid sebagai utusan Golkar usai pertemuan ‘Tim Kecil’ koalisi besar yang digodok partainya bersama PKB di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2023).

“Salah satu proposal adalah Prabowo presiden, dan wakil presidennya dari KIB yaitu Airlangga Hartarto,” kata Nusron dalam konferensi pers usai pertemuan itu.

Wacana duet Prabowo dan Airlangga Hartarto, menjadi pembahasan dalam webinar P3S ‘Pilpres 2024 Prabowo-Airlangga Pasangan Ideal’, yang dipandu Ricardo Marbun,  Jumat (12/5/2023).

Direktur Political Public and Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai sebagai partai lama, Golkar terpengaruh budaya selama 32 tahun dari era Orba. Dimana dalam pemilihan presiden, isu-isu akan dimainkan untuk meningkatkan elektabilitas.

“Prabowo perlu mencari narasi politik yang tepat untuk memenangkan kembali pemilih yang dulunya mendukungnya,” kata Jerry Massie

Menurut Jerry, Partai Golkar dan Gerindra bak ayah dan anak apabila bersatu memasangkan Prabowo dan Airlangga sebagai capres dan cawapres akan menarik perpaduan keduanya.

“Ditambah PKB maka akan lebih kuat,” ucap dia.

Pembicara lain dalam diskusi tersebut, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah.

Dedi menyebut Prabowo dan Airlangga merupakan duet yang ideal karena keduanya memiliki kemampuan dan pengalaman yang mumpuni di bidang politik dan ekonomi.

“Masih ketidakpastian mengenai apakah Golkar akan menjadi nomor dua dalam hal pencalonan wakil presiden, ataukah Prabowo akan menjadi bakal presiden,” kata Dedi

Sementara pengamat politik dari Universitas Indonesia Reza Hariyadi menjelaskan secara realistis, Golkar sebagai calon wakil presiden bisa memberikan keuntungan bagi Prabowo.

“Selama Golkar menurunkan targetnya sebagai wakil presiden. Di sisi lain, diharapkan hal ini dapat memberikan efek positif bagi Golkar dalam meningkatkan elektabilitasnya,” kata Reza

Reza menyebut pengelolaan negara akan sangat tergantung pada capres dan cawapres terpilih. Jika tidak  menghilangkan politik identitas dan pencitraan.

“Pilpres yang tertuju pada popularitas dan elektabilitas sulit untuk mewujudkan pemimpin yang berkualitas,” ujarnya

Direktur Eksekutif Institute for Democracy& Strategic Affairs (Indostrategic) A. Khoirul Umam, yang juga sebagai nara sumber mengatakan bahwa pasangan Prabowo-Airlangga memiliki potensi untuk maju dan ideal bagi pendukungnya.

Namun, dalam penentuan calon presiden dan calon wakil presiden, harus diperhitungkan penguatan elektoral yang memadai agar dapat memberikan dukungan kemenangan.

“Konteks ideologi juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam penentuan dukungan pendukung fanatik,” terang Khoirul Umam.

Menurutnya, Prabowo lebih ideal menjadi calon presiden, koalisi dengan PKB namun belum ada calon wakil presiden yang dipilih. Prabowo sadar memiliki basis kekuatan Islam kelompok tengah yang tersebar di sejumlah daerah seperti Jakarta, Banten, dan Sumatera Barat.

“Namun, jika Prabowo masuk ke dalam pemerintahan, dukungan dari basis tersebut mungkin akan hilang,” pungkas dia.

[nug/red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *