STRATEGINEWS.id, Jakarta – Di tengah ancaman resesi, UMKM menjadi penentu ekonomi nasional.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab, kelompok UMKM ini memiliki jumlah yang paling banyak dibanding unit usaha lain.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal, UMKM memiliki kontribusi terhadap PDB yaitu sebesar 61,97% dari total PDB nasional atau setara dengan Rp8.500 triliun pada tahun 2020.
UMKM juga menyerap 97% tenaga kerja pada tahun yang sama. Begitu vitalnya peran UMKM menjadikan pemerintah di berbagai daerah selalu berusaha mewadahi dan memberikan dukungan atas kemajuan UMKM.
Sebagai penggerak roda perekonomian, UMKM merupakan unit usaha yang sangat beragam. Mulai dari penjual keliling hingga home industry.
Penggiat UMKM Risdiana Wiryatni mengungkapkan, pertumbuhan UMKM di Indonesia yang begitu pesat, harus diimbangi dengan berbagai strategi maupun inovasi, agar produk-produk UMKM mampu bersaing di pasar global. Salah satunya UMKM harus masuk pasar digital.
“ UMKM memasuki pasar digital sudah merupakan suatu keharusan. Karena itu pula perlu peran berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta agar memperhatikan UMKM secara khusus dan didampingi secara konsisten agar memiliki kemampuan memasuki eksositem ekonomi digital,” kata Risdiana Wiryatni melalui keterangan di Jakarta, Selasa [9/5/2023].
Risdiana mengatakan, UMKM merupakan fundamental ekonomi nasional yang sudah terbukti berpuluh-puluh tahun, bahkan dalam masa krisis sekali pun.
Indonesia, kata dia, tidak bisa hanya menggantungkan dirinya pada investasi dan ekonomi global. Pasalnya, saat ini saja ekonomi global sedang dilanda ancaman resesi yang kian nyata.
“ Perkembangan bisnis digital di Indonesia pertumbuhannya semakin pesat. Bagi pelaku UMKM, adaptasi dan melakukan kreasi dengan pendekatan digital kini sudah merupakan keniscayaan. Melalui pendekatan digital, akan menemukan peluang baru dalam menjalankan bisnisnya,” ucapnya.
Untuk menuju ke arah digital, kata Risdiana, perlu dilakukan pendampingan dan edukasi, karena kebanyakan pelaku bisnis UMKM belum melek digital.
Risdiana menyebut, produk dalam negeri produksi UMKM, saat ini tidak kalah kualitasnya dibandingkan buatan asing. Meski begitu, produk buatan UMKM masih perlu didorong agar kualitasnya semakin baik dan lebih diberikan ruang untuk berjualan.
[jgd/red]