STRATEGINEWS.id, Medan –– Ombudsman RI Perwakilan Sumut terus mendalami ada indikasi penyelenggaraan pelayanan publik kurang baik di Bandara Kualanamu Internasional, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.
Hal itu dilakukan berkaitan dengan tewasnya Asiah Sinta Dewi Hasibuan di lift bandara tersebut, yang ditemukan pada Kamis (27/4/2023) sore.
“Kami punya catatan, (seharusnya) ada jaminan keselamatan dan kenyamanan. Tapi pelayanan publik Kualanamu kurang baik. Aspek pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan publik di Bandara Kualanamu kurang baik,” ujar Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar, Kamis (4/5/2023).
Abyadi menilai, apalagi Bandara Kualanamu berstandar internasional dan bekerja sama dengan perusahaan asing sehingga pelayanan publik di bandara tersebut harus menjadi catatan perbaikan ke depannya.
“Konstruksi lift kurang pas, dan kurang memberikan keamanan dan keselamatan,” kata Abyadi.
Pada umumnya, kata Abyadi, pintu lift hanya satu. Tapi lift di bandara itu dua pintunya sehingga dapat membuat pengguna lift jadi bingung saat masuk dan keluar lift.
“Kita naik pintu A, keluarnya di pintu B. Begitu dilakukan korbanlah. Pintu yang tempat jatuh korban bukan pintu keluar, karena itu dinding pintu kaca. Terbuka pintu lift dan ada ruang kosong, sekitar 50 cm. Seharusnya tidak ada ruang kosong. Kalau tidak ada ruang kosong, tidak terjatuh,” ujar Abyadi.
Berdasarkan kronologi kejadian, pada Senin, 24 April 2023, sekitar pukul 19.30 WIB, Asiah mengantar keponakan bersama ibu keponakan itu ke Bandara Kualanamu. Keponakan korban akan terbang ke Malaysia.
Usai menemani keponakannya check in di lantai dua Bandara Kualanamu, dia bersama kakak kandungnya turun menuju mobil mereka di parkiran. Tak lama berselang, keponakan korban menelepon Asiah untuk naik kembali ke lantai dua karena ada yang mau disampaikan secara langsung.
Di dalam lift, korban sempat menelepon ke keponakan itu, mengatakan dirinya terjebak dalam lift itu. Kakak korban saat itu berada di Bandara Kualanamu, langsung mendatangi sekuriti bandara untuk meminta pertolongan mencarikan Asiah karena ditelepon ke handphone korban sudah tidak diangkat.
Pihak keluarga meminta kepada pengelola Bandara Kualanamu untuk membuka rekaman CCTV lift. Karena harus ada prosedur dan persyaratan, harus dilengkapi sehingga tidak diberikan izin.
Pihak keluarga juga sempat diperlihatkan rekaman kamera pemantau namun dari sisi lain, hanya saat korban memasuki lift. Hal ini juga yang membuat pihak keluarga kecewa.
Hingga Selasa dini hari, 25 April 2023, keluarga terus mencari keberadaan korban tanpa ditemani pihak bandara. Mayat Asiah akhirnya ditemukan setelah tiga hari pasca kejadian, tepatnya Kamis (27/4/2023) sore.
Lokasi jasad di dasar lift membuat evakuasi berjalan selama 5 jam. Kemudian, jasad korban dievakuasi pihak kepolisian ke RS Bhayangkara Medan.
(KTS/rel)