STRATEGINEWS.id, Jakarta – Peneliti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin ditangkap Bareskrim Polri, Minggu, (30/4/2023). Andi ditetapkan sebagai tersangka lantaran terlibat dalam kasus ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan terhadap kelompok Muhammadiyah melalui media sosial.
Publik pun heran, agak mencengangkan BRIN diisi oleh oknum yang tak beradab, tak bijak dan cerdas, bukannya membuat riset dan kajian tapi malah menghina organisasi yang sangat disegani Muhammadiyah.
Menurut Direktur P3S Jerry Massie, kata-kata tak kasar dan tak beretika yang dilontarkan peneliti BRIN memberikan gambaran buruk terhadap lembaga riset.
“ Oknum AP ini digaji negara dan difasilirasi negara yang saya mau tanyakan apa riset yang sudah dibuatnya. Kalau tak ada maka sia-sia lembaga negara ini membayarnya? Apa disiplin ilmunya? Atau ada peneliti lain barangkali seperti AP ini,” kata Jerry Massie, Selasa [2/5/2023]
“ Saya bingung dengan lembaga ini, seyogianya lembaga BRIN ada orang-orang cerdas seperti mendiang presiden RI BJ Habibie. Kan ada banyak putra-putri terbaik bangsa yang layak duduk di BRIN. Untuk Fit and Proper Test harus objektif dan realistis jangan sembarangan mengangkat peneliti BRIN. Jadi ada SOP dan standar bagi seorang anggota BRIN,” ujarnya.
Jerry menilai, oknum ini tak lebih seperti koboi dan preman yang ditarik BRIN.
“ Saya sarankan kalau tak ada anggota BRIN yang memiliki kajian dan riset dan penelitian mending dinonaktufkan saja. Jarang saya dengar di BRIN ada penemuan fantastis untuk kepentingan bangsa. Padahal anggaran riset dan inovasi 2023, anggaran BRIN (2023) sebesar Rp6,388 triliun. Selain dana APBN, BRIN saat ini juga mengelola layanan program riset dengan sumber dari “imbal hasil” dana abadi riset Rp1 triliun (akumulasi).25 Feb 2023,” ungkapnya.
“ Percuma kalau di dalamnya ada oknum seperti AP ini. Indonesia ada banyak pakar atau ahli dalam berbagai disiplin ilmu, merekalah yang perlu direkrut ada di dalam dan luar negeri,” kata Jerry.
Jerry pun mencontohkan, Indonesia punya penemu seperti Muhammad Nurhuda (penemu kompor ramah lingkungan)
Dosen Fakultas MIPA Universitas Brawijaya ini sukses menciptakan kompor ramah lingkungan. Nurhuda juga mengembangkan Rancang Bangun Pilot Plan Gasifikasi Sampah Menjadi Syngas untuk Alternatif Pembangkit Energi Listrik yang Ramah Lingkungan, menghasilkan limbah di bawah batas minimum yang telah ditetapkan WHO.
Selanjutnya ada Tjokorda Raka Sukawati (penemu sistem penyangga jalan layang)
Tjokorda merupakan penemu konstruksi Sosrobahu atau Landasan Putar Bebas Hambatan (LPBH). Ini adalah sistem yang dapat memudahkan pembangunan jalan layanan tanpa mengganggu arus lalu lintas.
Temuannya itu telah diaplikasikan oleh insinyur Amerika Serikat (AS) saat membangun jembatan di Seattle.
Bahkan ada nama Warsito P. Taruno (penemu alat terapi kanker)
Ide awal penemuan Warsito itu adalah untuk membantu kakaknya yang mengidap kanker payudara stadium IV. Berikutnya dia menciptakan alat terapi kanker Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT).
” Ada juga yang dipecat Prof dr Zaenal Mutaqqin ahli bedah saraf terbaik Indonesia yang diakui dunia, tapi dirinya dipecat di RS Kariadi,” pungkas Jerry
[nug/red]