Ketum PWRI Dr. Suriyanto PD Ajak Wartawan Sampaikan Kritik Dengan Sejuk dan Berbudaya

Dr. Suriyanto PD, SH, MH, M.Kn

STRATEGINEWS.id, Jakarta – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Wartawan Republik Indonesia (DPP PWRI) Dr. Suriyanto PD, SH, MH, M.Kn, mengajak para jurnalis, khususnya anggota PWRI untuk tetap kritis dalam mensikapi persoalan-persoalan yang ada di daerah.

Suriyanto menilai banyak persoalan-persoalan yang terjadi di daerah yang perlu dibenahi karena kebijakan pemimpin daerah yang tidak berpihak pada masyarakat. Namun begitu, Suriyanto mengingatkan, agar kritikan tersebut disampaikan secara santun, mengedepankan etika dan berbudaya.

“ Banyak persoalan-persoalan di daerah yang perlu dibenahi. Terkadang, dalam membuat suatu kebijakan sering terjadi pro kontra antara kelompok satu dengan yang lain. Bahkan terkadang kelompok yang kontra menyampaikan kritikan secara berlebihan. Saya meminta kepada seluruh Ketua DPD maupun DPC PWRI seluruh Indonesia untuk terus berfikir kritis demi perbaikan daerahnya masing-masing. Namun harus disampaikan dengan baik, berdasarkan data, konstruktif dan lebih mengedepankan upaya-upaya perbaikan,” kata Suriyanto, melalui keterangan di Jakarta, Kamis [27/4/2023].

Sriyanto menyebut, tidak banyak orang yang bersedia untuk dikritik. Karena kritik, bagi kebanyakan masyarakat kita masih dipandang sebagai bentuk lain dari sebuah penghinaan. Begitu pula dengan para pejabat, masih banyak yang alergi terhadap kritik.

Supaya kritikan tersebut efektif, kata Suriyanto, maka yang penting adalah bagaimana cara meng-komunikasikan kritik itu di kemas.

“  Sebagai manusia normal jelas ada yang tidak suka kalau harus menerima kritik. Bilamana kritik dikemas sedemikian rupa, maka sedikit orang yang akan sakit hati. Pertama, adalah cara mengkritiknya yang menyenangkan, tidak membuat orang lain terpojok dan sakit hati. Kalaupun pernah merasa down dengan kritiknya, namun secepatnya si pengkritik mengangkat mental orang yang dikritik kembali,” ujarnya.

“ Dengan berorientasi kepada tujuan adanya perubahan yang lebih baik, maka kritik hendaknya disampaikan dengan cara-cara yang baik kritik yang solutif, membangun dan konstruktif serta tidak memojokkan pihak lain. Dengan begitu suasana tetap kondusif tidak ada pihak memanasi situasi,” ungkapnya.

Suriyanto berpesan, kesantunan publik harus dikedepankan saat berdemokrasi seperti mengeluarkan kritik atau saran. Artinya, bila kritik atau saran itu dilontarkan atas dasar kebencian bisa menimbulkan permusuhan atau kebencian baru.

“Jadi membangun masyarakat demokrasi ini merupakan tantangan kita bersama, terutama bagi kita semua sebagai anggota PWRI. Jangan emosional, apalagi sampai menyampaikan kata-kata kasar yang menyinggung perasaan,” pungkasnya.

[nug/red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *