STRATEGINEWS.id, Jakarta – Dewasa ini muncul pemikiran sejumlah tokoh, pentingnya calon presiden perseorangan [independen]. Munculnya gagasan calon presiden dan wakil presiden perseorangan disebabkan ada kecenderungan menguatnya gejala ketidakpercayaan rakyat atas peran dan fungsionalisasi partai politik saat ini.
Menurut Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, dalam mewujudkan kedaulatan rakyat, pemilihan presiden (Pilpres) seharusnya bisa diikuti oleh calon presiden (capres) independen atau non partai.
“Capres independen adalah perwujudan dari kedaulata rakyat, karena capres saat ini lebih di dominasi oleh partai politik atau gabungannya,” kata Muslim Arbi, dikutip dari Monitor Indonesia, Selasa (25/4).
Tokoh yang konsisten menyuarakan perubahan ini mengatakan, bahwa saat ini hak politik maupun kedaulatan rakyat telah di rampas oleh partai politik. Sebab, kata dia, partai politik saat ini kebanyakan hanya mementingkan elitenya.
“Kedaulatan rakyat saat ini telah dibajak oleh partai politik. Partai politik saat ini bukan lagi wakil rakyat. Partai politik saat ini adalah wakil partainya, bukan wakil rakyat,” jelasnya.
Muslim Arbi pun berujar, mencermati perkembangan pencapresan saat ini, partai politik sepertinya memikirkan tentang elektoral dan deal -deal politik saja. Padahal, Pemilu merupakan pesta demokrasi bagi seluruh rakyat Indonesia. Seharunya, dalam penentuan Capres para elite politik ini mendengar masukan dari masyarakat.
“Sangat tidak sehat jika capres hanya ditentukan oleh parpol dan gabungan parpol tanpa melibatkan rakyat. Sedangkan rakyat tidak di libatkan dalam penentuan capres,” tandasnya.
Muslim Arbi menyebut, gagasan calon presiden perseorangan [independen] akan berimbas positif, karena dapat membangkitkan kelembagaan partai-partai politik di tanah air untuk membuktikan dan berbenah diri di masa yang akan datang.
“ Masyarakat sudah merindukan hadirnya sosok kepemimpinan nasional melalui organisasi politik yang modern dan berkualitas. Saatnya dibutuhkan sistem regenerasi yang dapat menghentikan politik dinasti, dan membuka seluas mungkin penyiapan sumber daya insani yang kredibel,” ucap Muslim Arbi mengakhiri.
[Jgd/red]