STRATEGINEWS.id, Jakarta – Seiring kemajuan teknologi informasi serta menghadapi tahun politik jelang Pilpres dan Pemilu 2024, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Wartawan Republik Indonesia [DPP PWRI] Dr. Suriyanto PD, SH, MH, M.Kn, mengajak insan pers dan masyarakat luas untuk menjaga persatuan dan kesatuan, menjaga kerukunan hidup beragama, dan menjauhi berita-berita bohong atau hoax, yang belakangan semakin marak di media sosial.
Pasalnya, kata Suriyanto, berita hoax apalagi bermuatan politis, bisa menjadi faktor pemicu runtuhnya persatuan dan kesatuan, serta rusaknya nilai-nilai cinta kasih sesama anak bangsa.
“ Mari kita rawat bangsa ini, kita jaga agar tetap kondusif, apalagi kita tengah memasuki tahun politik, yang akan menentukan nasib bangsa ini ke depan. Sebagai insan pers, saya mengajak teman-teman jurnalis untuk mengedepankan berita-berita positif, edukatif, sehingga bisa menginspirasi dan menanamkan semangat cinta tanah air,” kata Suriyanto kepada melalui keterangan di Jakarta, Kamis [20/4/2023].
Suriyanto menegaskan, tahun politik pasti ada gesekan, dan ada pihak-pihak tertentu yang pingin mengadu domba masyarakat.
“ Jangan mudah terprovokasi, cermati, teliti, croscek dengan benar, dan lakukan analisis yang baik dan jernih,” terangnya.
Suriyanto berharap, kontestasi dalam pemilu dapat berlangsung damai dan kondusif.
Dosen ilmu hukum di salah satu perguruan tinggi di Jakarta ini meminta masyarakat untuk dewasa menyikapi perbedaan pandangan dalam berpolitik.
“ Kita harus jernih, bahwa pilihan politik adalah pilihan politik. Tidak perlu dikemas atau dipoles dalam bahasa agama,” tuturnya.
Potensi radikalisme
Suriyanto kembali mengungkapkan, menjelang tahun politik 2023-2024, survey menunjukkan terjadi peningkatan potensi radikalisme.
Maka dari itu, ajak dia, seluruh elemen masyarakat harus bisa bersatu padu dalam rangka mengantisipasi adanya resiko tersebut supaya tidak semakin menyebar di masyarakat dan merusak tatanan sosial dan memecah-belah NKRI.
Suriyanto mengimbau kepada semua pihak untuk terus tetap mewaspadai adanya ancaman radikalisme di masyarakat.
“ Momentum tahun politik yang sebentar lagi akan dihadapi bangsa ini bisa saja menjadi ajang bagi setiap kelompok untuk mengaktualisasikan keinginan mereka masing-masing. Apalagi ketika mereka menggunakan cara-cara yang melanggar hukum, tentunya bisa menimbulkan keresahan bagi masyarakat luas. Upaya antisipasi ini menjadi hal yang sangat penting untuk terus dilakukan oleh setiap elemen masyarakat di Indonesia, supaya tidak mudah terpecah-belah hanya karena perbedaan pandangan politik yang dimiliki,” pungkasnya.
[ Jagad/red ]